“Ayah!” Timur memutar kursinya supaya bisa berhadapan
dengan saya, setelah barusan tadi mengemasi bukunya.
“Ya, Timur.”
“Timur sudah tamat naruto!”
“Oh? Tamat gimana?”
“Tamat game, Ayah!”
“Oh. Kok, tamat? Apa?”
“Iya, kan. Apa, sih, itu game-nya, kan, nyari- nyari musuh
gitu!”
“Ah. Jangan nyari musuh!”
“Bukan, Ayah. Ih, Ini mah game, Ayah!”
“Oh! Terus?”
Kemudian, Timur menjelaskan banyak hal tentang game naruto.
Timur mencoba memberi pengertian supaya saya paham mengapa tadi itu dia bilang
sudah tamat.
“Wah, kalau begitu, selamat, ya,”
“Susah, lho, Yah!”
“Kalau tamat mah, bikin acara syukuran, dong.”
“Heh? Hehehe.” Timur ketawa.
“Iya, dong, kan, tamat?”
“Iya, Yah. Hehe!”
“Besok, kita bikin acara syukuran, ya!”
Syukuran itu apa, ya? Alaaaah, apa, sih, masa gak tahu,
Timur yang masih kecil saja tahu. “Nanti, Ayah bilang sama ibu beli tumpeng,
ya!”
“Hehehe, Iya.”
“Udah PR-nya?”
“Udah, Yah!”
“Ya, sudah. Sekarang, tidur dulu. Istirahat dulu. Besok,
kamu sekolah pagi.”
“Iya.”
“Shalat dulu.”
“Udah, Ayah!”
“Udah, gosok gigi?”
“Udah.”
“Ya, udah kalau begitu.”
Timur naik ke kasur dan tidur di samping Bebe. Istri datang
masuk kamar. Kamar Timur.
“Tamu sudah pulangkah?”
“Sudah.” jawab istri sambil ngasih cium jidat Timur dan
jidat Bebe.
“Pijit apa tadi?” Istri tanya sambil senyum meledek, sambil
mendorong kepala saya.
“Hehehehe.”
Dia juga nanya soal tumben nyuguhin tamu.
“Hehehehe.”Cuma bias ketawa karena lebih mudah daripada
harus menjelaskan. Tapi, dia tidak nanya soal saya memanggil dengan ucapan “Sayang”
karena memang saya sering memanggilnya begitu.
Istri keluar dari kamar, tapi saya masih ingin lihat- lihat
gambar yang dibikin Timur. Sebentar, sekalian mengantar Timur tidur.
Itulah sepenggal cerita “Naruto Bersyukur”, untuk cerita
lengkapnya baca saja sendiri di Novelnya Pidi Baiq “Drunken Molen”,hehehe
“Drunken Molen” ini merupakah novel kelanjutan dari novel sebelumnya
yaitu “Drunken Monster”.
Aku suka novel- novelnya karya Pidi Baiq, kenapa?
Karena bahasanya ringan, ngga terlalu ilmiah, mudah
dipahami.hehehe
Bahasanya sering digunakan di kehidupan sehari- hari, dan
juga cerita di novelnya ini berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi bisa dibayangkan
dong betapa bodornya pidi baiq ini. Hahaha (mungkin yang udah pernah baca novelnya
mengerti)
Kali ini aku sedang menunggu novel pidi baiq yang
berjudul “Dilan” bagian kedua.
Bagian pertama berjudul “Dilan, Dia adalah Dilanku,
Tahun 1990” dan bagian kedua ini diberi judul “Dilan, Dia adalah Dilanku,
Tahun 1991”
Buku bagian pertama merupakan periode awal yang
menceritakan saat- saat dimana Dilan melakukan pendekatan, sampai akhirnya resmi
berpacaran dengan Milea. Di bagian pertama ini ceritanya menggantung, yang
kemudian ceritanya dilanjutkan di buku bagian kedua. Buku bagian kedua
menceritakan masa- masa Dilan dan Milea berpacaran, cerita tentang geng motorny
Dilan, tentang orang- orang yang berusaha mendekati Milea. Dan harus aku katakan
akhir ceritanya Sad Ending.huhuhu
Awal- awal cerita di bagian kedua ini menurutku agak
membosankan. Baru mulai terasa ceritanya seru itu setelah di bab 6, yang
membahas tentang tante anis, dan anaknya yang bernama yugo. Konflik yang paling
seru menurutku adalah pas cerita dimana Bunda mengaku sebagai ibunya Milea,
kerasa banget marahnya orang medan itu seperti apa, serem banget deh bener. Dan
yang membuatku penasaran adalah cerita dimana ayahnya Dilan meninggal, karena tidak
bisa diceritakan kenapa meninggalnya, pasti sedih banget deh, jadi tidak
diceritain (kayaknya). Kemudian penasaran dengan kehidupan Dilan setelah putus
dengan Milea, karena dibagian kedua ini yang diceritakan hanya Milea saja.
Sosok Dilan tidak diceritakan jadinya menikah dengan siapa, terakhir
diceritakan Dilan berpacaran dengan anak dari Dinas Perhubungan.
Ada beberapa quote pidi baiq, yang aku suka, seperti
berikut:
“Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah,
bisa karena Berpisah.” Pidi Baiq (1972 – 2098)
“Aku tidak ingin mengekangmu, Terserah! Bebas keman engkau
pergi! Asal aku ikut.” Pidi Baiq (1972 – 2098).
@Biruemon
Tujuan pacaran adalah putus. Bisa karena menikah. Bisa karena berpisah :)
BalasHapusBetul nak :)
Hapus