Senin, 10 Agustus 2015

Tentang Dilan



“Ayah!” Timur memutar kursinya supaya bisa berhadapan dengan saya, setelah barusan tadi mengemasi bukunya.
“Ya, Timur.”
“Timur sudah tamat naruto!”
“Oh? Tamat gimana?”
“Tamat game, Ayah!”
“Oh. Kok, tamat? Apa?”
“Iya, kan. Apa, sih, itu game-nya, kan, nyari- nyari musuh gitu!”
“Ah. Jangan nyari musuh!”
“Bukan, Ayah. Ih, Ini mah game, Ayah!”
“Oh! Terus?”
Kemudian, Timur menjelaskan banyak hal tentang game naruto. Timur mencoba memberi pengertian supaya saya paham mengapa tadi itu dia bilang sudah tamat.
“Wah, kalau begitu, selamat, ya,”
“Susah, lho, Yah!”
“Kalau tamat mah, bikin acara syukuran, dong.”
“Heh? Hehehe.” Timur ketawa.
“Iya, dong, kan, tamat?”
“Iya, Yah. Hehe!”
“Besok, kita bikin acara syukuran, ya!”
Syukuran itu apa, ya? Alaaaah, apa, sih, masa gak tahu, Timur yang masih kecil saja tahu. “Nanti, Ayah bilang sama ibu beli tumpeng, ya!”
“Hehehe, Iya.”
“Udah PR-nya?”
“Udah, Yah!”
“Ya, sudah. Sekarang, tidur dulu. Istirahat dulu. Besok, kamu sekolah pagi.”
“Iya.”
“Shalat dulu.”
“Udah, Ayah!”
“Udah, gosok gigi?”
“Udah.”
“Ya, udah kalau begitu.”
Timur naik ke kasur dan tidur di samping Bebe. Istri datang masuk kamar. Kamar Timur.
“Tamu sudah pulangkah?”
“Sudah.” jawab istri sambil ngasih cium jidat Timur dan jidat Bebe.
“Pijit apa tadi?” Istri tanya sambil senyum meledek, sambil mendorong kepala saya.
“Hehehehe.”
Dia juga nanya soal tumben nyuguhin tamu.
“Hehehehe.”Cuma bias ketawa karena lebih mudah daripada harus menjelaskan. Tapi, dia tidak nanya soal saya memanggil dengan ucapan “Sayang” karena memang saya sering memanggilnya begitu.
Istri keluar dari kamar, tapi saya masih ingin lihat- lihat gambar yang dibikin Timur. Sebentar, sekalian mengantar Timur tidur.

Itulah sepenggal cerita “Naruto Bersyukur”, untuk cerita lengkapnya baca saja sendiri di Novelnya Pidi Baiq “Drunken Molen”,hehehe
Drunken Molen” ini merupakah novel kelanjutan dari novel sebelumnya yaitu “Drunken Monster”.

Aku suka novel- novelnya karya Pidi Baiq, kenapa?
Karena bahasanya ringan, ngga terlalu ilmiah, mudah dipahami.hehehe
Bahasanya sering digunakan di kehidupan sehari- hari, dan juga cerita di novelnya ini berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi bisa dibayangkan dong betapa bodornya pidi baiq ini. Hahaha (mungkin yang udah pernah baca novelnya mengerti)

Kali ini aku sedang menunggu novel pidi baiq yang berjudul “Dilan” bagian kedua.
Bagian pertama berjudul “Dilan, Dia adalah Dilanku, Tahun 1990” dan bagian kedua ini diberi judul “Dilan, Dia adalah Dilanku, Tahun 1991

Buku bagian pertama merupakan periode awal yang menceritakan saat- saat dimana Dilan melakukan pendekatan, sampai akhirnya resmi berpacaran dengan Milea. Di bagian pertama ini ceritanya menggantung, yang kemudian ceritanya dilanjutkan di buku bagian kedua. Buku bagian kedua menceritakan masa- masa Dilan dan Milea berpacaran, cerita tentang geng motorny Dilan, tentang orang- orang yang berusaha mendekati Milea. Dan harus aku katakan akhir ceritanya Sad Ending.huhuhu

Awal- awal cerita di bagian kedua ini menurutku agak membosankan. Baru mulai terasa ceritanya seru itu setelah di bab 6, yang membahas tentang tante anis, dan anaknya yang bernama yugo. Konflik yang paling seru menurutku adalah pas cerita dimana Bunda mengaku sebagai ibunya Milea, kerasa banget marahnya orang medan itu seperti apa, serem banget deh bener. Dan yang membuatku penasaran adalah cerita dimana ayahnya Dilan meninggal, karena tidak bisa diceritakan kenapa meninggalnya, pasti sedih banget deh, jadi tidak diceritain (kayaknya). Kemudian penasaran dengan kehidupan Dilan setelah putus dengan Milea, karena dibagian kedua ini yang diceritakan hanya Milea saja. Sosok Dilan tidak diceritakan jadinya menikah dengan siapa, terakhir diceritakan Dilan berpacaran dengan anak dari Dinas Perhubungan.

Ada beberapa quote pidi baiq, yang aku suka, seperti berikut:
“Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena Berpisah.” Pidi Baiq (1972 – 2098)

“Aku tidak ingin mengekangmu, Terserah! Bebas keman engkau pergi! Asal aku ikut.” Pidi Baiq (1972 – 2098).


@Biruemon

2 komentar: